12 Des 2013

2 Jenis Perempuan Yang Diancam Ke Neraka


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika menyebutkan dua golongan yang diancam nereka, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan satu golongan di antara mereka dengan sabda beliau:
((… وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلَاتٌ مُمِيلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا)) رواه مسلم

” …Dan kaum wanita yang berpakaian tetapi telanjang (karena pakaiannya tipis dan tembus pandang), menyimpang (dari kehormatannya) dan mengajak wanita lain untuk berbuat seperti dirinya, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mendapati aromanya, padahal aromanya bisa didapat dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Menunggu Sang Imam BY Muslimah

Sebuah do'a dari saudari jauh ane... Monggo dinikmati! ^_^

KU PINTA KAU DALAM MIHRAB CINTAKU,,

Jika diriku mencintaimu karena ketampananmu, Jangan salahkan aku kalau aku beralih pada yang lebih tampan darimu.

Jika diriku mencintaimu kerana hartamu, Jangan salahkan aku kalau aku meniggalkanmu, bila hartamu mulai sirna pada pandanganku.

Tentang Ta'aruf

Apakah Mengenal Pasangan Harus Lewat Pacaran??

Sebagian orang menyangka bahwa jika seseorang ingin mengenal pasangannya mestilah lewat pacaran. Kami pun merasa aneh kenapa sampai dikatakan bahwa cara seperti ini adalah satu-satunya cara untuk mengenal pasangan. Saudaraku, jika kita telaah, bentuk pacaran pasti tidak lepas dari perkara-perkara berikut ini. 

Pertama: Pacaran adalah jalan menuju zina
Yang namanya pacaran adalah jalan menuju zina dan itu nyata. Awalnya mungkin hanya melakukan pembicaraan lewat telepon, sms, atau chating. Namun lambat laut akan janjian kencan. Lalu lama kelamaan pun bisa terjerumus dalam hubungan yang melampaui batas layaknya suami istri. Begitu banyak anak-anak yang duduk di bangku sekolah yang mengalami semacam ini sebagaimana berbagai info yang mungkin pernah kita dengar di berbagai media. Maka benarlah, Allah Ta’ala mewanti-wanti kita agar jangan mendekati zina. Mendekati dengan berbagai jalan saja tidak dibolehkan, apalagi jika sampai berzina. Semoga kita bisa merenungkan ayat yang mulia,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32). 

2 Des 2013

Waktu Yang Tak Mungkin Kembali

Sahabat, berbahagialah kita, jika saat ini kita TIDAK MENUNDA kesempatan BERAMAL SHOLEH dalam bentuk apapun, ketika kesempatan dan kemampuan kita masih ada walau itu kecil tak seberapa.

Jatah hidup yang amat terbatas ini, memang akan membuat kita akan sangat MENYESAL jika kita MENUNDA melaksanakan sebuah KEBAJIKAN.

SIMAKLAH walau sejenak!
Kisah ini terjadi di zaman Rosulullah SAW :

Sunah Dan Wajib, Bersuci Dari Hadats

TATA - TATA CARA BERSUCI DARI HAID DAN JUNUB

Cara mandi bagi wanita yang sudah selesai haidnya atau telah berjunub adalah sama dengan cara laki-laki mandi junub, hanya bagi wanita tidak wajib atasnya melepas ikatan atau kepangan (jalinan) rambutnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ummu Salamah radhiallahu anhaa berikut ini : "Seorang wanita berkata kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam : "Sesungguhnya aku adalah orang yang mengikat rambut kepalaku. Apakah aku (harus) membuka ikatan rambutkau untuk mandi janabat. " Rasulullah menjawawb: "Sungguh cukup bagimu menuang mengguyur) atas kepalamu tiga tuangan dengan air kemudian engkau siram seluruh badanmu, maka sungguh dengan berbuat demikian) engkau telah bersuci." {HR. Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi dan dia berkata hadits ini adalah hasan shahih)Dalam riwayat lain hadits ini dari jalan Abdurrazaq dengan lafadz: "Apakah aku harus (harus) melepaskannya (ikatan rambutku) untuk mandi janabat?" disunahkan bagi wanita apbila mandi dari haid atau nifas memakai kapas yang ditaruh padanya minyak wangi lalu digunakan untuk membersihkan bekas darah agar tidak meninggalkan bau. Hal ini diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisah Radhiallahu anha : "Bahwasanya Asma binti Yazid bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang mandi haid. Maka beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda : "(hendklah) salah seorang di antara kalian memakai air yang dicampur dengan daun bidara (wewangian), kemudian dia bersuci dengannya lalu berwudhu dan memperbaiki wudhunya. Kemudian dia siramkan air di atas kepalanya. Lalu dia siramkan atasnya air (ke seluruh tubuh) setelah itu (hendaklah) dia mengambil kapas (atau kain yang telah diberi minyak wangi) kemudian ia bersuci dengannya."{HR. Al-Jamaah kecuali Tirmidzi}

Tidaklah mandi haid atau junub dinamakan mandi syari, kecuali dengan dua hal :

Air Dan Waktu

ANALOGI KEHIDUPAN; ANTARA AIR DAN WAKTU
Waktu dan Air keduanya sama-sama mengalir. Berarti keduanya adalah hidup, karena tanda-tanda kehidupan adalah adanya perubahan.
Waktu adalah jiwa yang spontan, dia mengalir melampaui batas-batas keinginan.
Air merepresentasikan fleksibilitas, dia bergerak berdasarkan kemauan, dia mengalir karena adanya perbedaan.

Pelajari Hayati Dan Temukan Kebenaran

 Dialog Guru dengan Murid
Semoga bermanfaaat bagi akhwan semua yang walhasil menyegarkan kembali hakikat KESABARAN dan semangat tidak pernah kalah dengan ketidak sempurnaan diri.
“Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu? ” sang Guru bertanya.
“Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya, ” jawab sang murid muda.
Sang Guru terkekeh.

Ta'aruf Dalam Islam

Sekilas tentang Ta'aruf

Saya pernah ditanya tentang bagaimana cara mengidentifikasi akhwat yang "asli”.

Karna banyak akhwat berjilbab namun kok masih titik-titik.

Nah, disinilah manfaat ta’aruf, agar kita tidak terjebak pada ghurur (tipuan)

Ta’aruf bukan sekedar formalitas saja namun benar-benar dilaksanakan untuk saling mengenal, mencari informasi akhlak, kondisi keluarga, saling menimbang, dsb.

Permasalahannya bukanlah pada akhwat “yang asli” atau “tidak asli”. namun ini terkait pada pemahaman kita bahwa hanya Allah sajalah yang mengetahui kadar keimanan seseorang, terlepas dari penampilannya.

Walau pemakaian jilbab adalah juga cermin keimanan seseorang.
Pemahaman