" Beginih ceritanya...!!”
" Malam itu di kediaman keluarga Pak Darmen terjadi keributan besar. Pak Darmen Marcopolo Wijaya biasa di panggil Pak Darmen dan Istrinya Ratna Widi Yanti dan biasa di sapa Bu Ratna sedang bertengkar karna masalah kehidupannya yang serba pas-pasan.
''AKU SUDAH MUAK HIDUP SEPERTI INI..!!! POKOKNYA AKU MAU PERGI DARI RUMAH INI.. TITIK...!!!!'' bentak Istri Pak Darmen dengan suara lantang.
Pak Darmen hanya tertunduk tidak bisa menjawab.
Hatinya berkecamuk antara takut dan marah pada Istrinya. Melihat reaksi dari sikap sang suami, si Istri pun tambah muak dan mengemasi barang-barangnya lalu pergi meninggalkan rumah.
Pak Darmen masih tetap diam memendam perasaannya. Sedangkan Istrinya (Ratna) sudah pergi menuju kota demi hidup yang layak.
Dalam kehidupan sehari-hari Pak Darmen adalah seorang buruh tani biasa. Hidupnya tidaklah berkekurangan walau pun tinggal di rumah yang terbuat dari kayu. Walau pun hidup di desa, tapi semua kebutuhan keluarganya mampu di cukupi.
Pasangan suami istri ini telah di karuniai seorang anak Perempuan bernama Yuli, Usianya masih 5 tahun. Kini Pak Darmen dan Anaknya (Yuli) tinggal di rumah berdua tanpa adanya bantuan dari Istri Pak Darmen.. Sedangkan sang Istri pergi begitu saja tanpa adanya izin dari seorang suami demi mendapatkan kehidupan yang berlebih di ibu kota jakarta akibat tergiur oleh temannya yang sudah sukses di ibu kota.
3 tahun kemudian.
Sang istri nya Pak Darmen atau Bu Ratna sukses dengan harta berlimpah dari hasil kerjanya menjadi seorang model di majalah. Kehidupannya berubah drastis dari hidup sederhana menjadi orang yang cukup terkenal dan tinggal di sebuah rumah mewah di lengkapi dengan mobil pribadi dan juga perabotan yang serba mewah.
Suatu hari Pak Darmen datang dengan Yuli Anaknya ke rumah Istrinya. Tak di sangka, istrinya bisa sesukses ini di Ibu Kota. Sang anak pun tampak sangat gembira penuh ke banggaan setelah melihat rumah ibunya. Mereka berdua sudah tidak sabar ingin melihat istri Pak Darmen, Ibu dari Yuli yang saat ini sudah sangat kaya raya.
''Tok.. Tok.. Tok..!!! Assalaamu'alaikum..!!!'' Ucap Pak Darmen sambil mengetuk pintu rumah Bu Ratna yang masih berstatuskan istrinya.
Tak lama kemudian Bu Ratna keluar membukakan pintu rumahnya.
''SIAPA KALIAN...!!! MAU APA KALIAN KESINI..!!! TIDAK SOPAN..!!! GEMBEL KAYK KALIAN BISA MENGOTORI HALAMAN RUMAHKU..!!! PERGI SANAH...!!!'' bentak Bu Ratna sambil mengusir Pak Darmen dan Anaknya.
'' ASTAGHFIRULLAAH..!!! Segitu lupakah kamu dengan kami...? Aku ini suamimu, Darmen dan ini anakmu Yuli...!!!'' Ujar Pak Darmen dengan wajah sedih.
''Hemmmmm... SIAPA YA..? MA'AF.. AKU TIDAK KENAL KALIAN.. MUNGKIN KALIAN SALAH ORANG..!! LEBIH BAIK KALIAN PERGI SAJA..!! AKU LAGI SIBUK..!!'' Sahut Bu Ratna sambil menutup pintu.
DHEERRRGG..!!!
Bagaikan terpukul Godam seberat 50 kilo. Pak Darmen tak percaya ketika Istrinya tidak mengakui dirinya sebagai suaminya lagi. Yuli sebagai Anaknya hanya bisa menangis saat itu dan hanya memanggil-manggil Ibunya dari luar rumah. Lalu Pak Darmen menarik tangan Yuli anaknya untuk pergi meninggalkan rumah itu.
Bu Ratna mengamati ke pergian suami dan anaknya dari balik jendela rumahnya dan menarik nafas lega setelah anak dan suaminya sudah pergi. Takut kalau mereka datang lagi, lalu sang istri alias Bu Ratna pun Lekas-lekas pergi ke garasi mobil dan meninggalkan rumahnya menuju lokasi pemotretan.
Di perjalanan.
Bu Ratna mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Antara rasa malu dan kesal, Bu Ratna pun tidak konsentrasi dalam membawa kendaraan. Sehingga dia hampir menabrak sebuah truk di depannya dan membanting setir ke pinggir jalan. Namun karna panik, Bu Ratna tidak melihat ada 2 orang di pinggir jalan sedang berjalan dan akhirnya mobil yg di kendarainya pun menabrak 2 orang tersebut..terjadi lah kecelakaan. Bu Ratna cepat-cepat keluar dari mobilnya untuk memastikan orang yang di tabraknya, di pinggir jalan sudah tergeletak seorang Lelaki dengan Anak gadisnya dalam kondisi telah bersimbah darah. Dan alangkah kagetnya Bu Ratna setelah sadar orang yang di tabraknya itu adalah suami dan anaknya sendiri (Pak Darmen dan Yuli). Si Yuli tengah menggelepar di pinggir jalan menghadapi sakaratul maut. Begitu pula Pak Darmen.
Keduanya pun di larikan kerumah sakit. Namun nyawa anak dan Bapak itu tidak bisa di selamatkan karena di perjalanan menuju rumah sakit, mereka sudah meninggal dunia. Akhirnya kedua jenazah itu pun di autopsi. Setelah itu, kedua jenazah di kirim kerumah duka sesuai alamat yang tertera di KTP milik Pak Darmen. Bu Ratna pun di minta untuk pergi mengantarkan kedua jenazah itu kerumah duka untuk menyelesaikan masalah ini dengan keluarga si korban.
Sesampainya di rumah duka.
Kedua jenazah pun di mandikan. Pihak kepolisian kebingungan karna tidak ada keluarga si korban di rumah duka. Di saat ke bingungan, pihak Polisi bertanya kapada Bu Ratna, apakah dia mengenali korban atau tidak. Tapi Ratna menjawab dengan kata "TIDAK...."
Saat itulah sebuah kejadian aneh terjadi. jenazah Yuli langsung mengeluarkan air mata dan tidak berhenti-henti. Para pelayat yang memandikan jenazah Yuli itu pun kaget dan berusaha berulang kali mengusap air mata Yuli yang masih saja terus mengalir. Hingga akhirnya proses memandikan jenazah selesai. Jenazah sang Yuli masih saja mengeluarkan air mata. Kini kedua jenazah pun siap untuk di kafani. Pihak Polisi pun mencoba menanyakan pada beberapa warga. Siapa keluarga dari korban ini. Lalu salah satu warga menjawab.
'' Ibu itu.. Dia adalah keluarga dari korban ini..! Dia adalah istri dan ibu dari salah satu kedua korban ini..!! Jawab salah satu warga, sambil menunjuk ke arah Bu Ratna.
Bu Ratna langsung berkelit.
''SUMPAH..!!! SAYA TIDAK KENAL DENGAN MEREKA BERDUA..!! SUMPAH...!!!''
Kembali para pelayat di kejutkan dari jenazah sang Yuli yang semakin mengeluarkan air mata yang banyak. Seorang Ustadz pun menghampiri jenazah Yuli sang anak itu lalu menyeka air matanya dengan tangannya. Tapi air mata sang anak masih saja terus mengalir dan pak Ustadz itu pun kembali menyeka air mata jenazah itu dengan tangannya...
Tiba-Tiba Jenazah Pak Darmen bangun...!!!
Para pelayat menjadi hysteris sambil kocar-kacir melihat jenazah Pak Darmen bangun tiba-tiba menghadap ke arah Pak Ustadz sambil berkata :
''STOP..!! MATA MERAH KARNA IRITASI...JANGAN DI KUCEK...!!! PAKE TETES MATA INSTO...!!! MATA KEMBALI SEGAR.. TANPA IRITASI...!!!'' Ujar Pak Darmen sambil memegang satu botol INSTO kemasan kecil..!!
Duh.